- YJI dan Mulyaharja CFD Gelar Gebyar Senam Jantung, Bagi-bagi Hadiah Hingga Jutaan Rupiah
- Berikan Yankes Gratis, Kang Naja Makin Populis
- Capres Anies Sampaikan Suport Langsung, Kang Naja: Hadiah Ulang Tahun Terindah
- 1500 Warga Penuhi Gebyar Senam Jantung Sehat - Milad 10 RS UMMI
- Menag Sebut Jemaah Haji Indonesia Dapat Kuota Tambahan 8.000 Orang
- Didoakan Warga Mekarwangi, Kang Naja Terus Melesat
- Giatkan Hidup Sehat, Kang Naja Ajak Emak-Emak Senam Bersama
- Kang Naja Isi Langsung BBM Pengendara Online, Perwakilan Ojol: Ini Sangat Berharga Bagi Kami
- Bagikan Kacamata Gratis Jelang Ramadhan, Kang Naja Bikin Warga Kedung Waringin Terharu
- Hari ini Yayasan Jantung Indonesia Kota Bogor Gelar Seminar dan Penyegaran Pelatih
Dukung Visi Kesehatan Dunia 2030, STIKES UMMI Bogor Siap Cetak Ribuan Perawat dan Bidan

Keterangan Gambar : Ketua STIKES UMMI Bogor, dr. Meizi Fachrizal Achmad, M. Biomed turut mengawasi ujian para mahasiswa .(ist)
BERITAKOTABOGOR.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyatakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara perlu melipatgandakan upaya
untuk memperkuat dan memperluas kader perawat dan bidan hingga 1,9 juta orang.
Hal ini untuk mencapai visi kesehatan bagi semua pada 2030.
Menurut Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara Dr
Poonam Khetrapal Singh, perawat dan bidan adalah pusat dari layanan kesehatan
yang berkualitas untuk semua orang. Termasuk, untuk mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan selama masa hidup, merawat ibu, bayi baru lahir dan anak-anak
untuk memberikan imunisasi yang menyelamatkan jiwa, nasihat kesehatan, dan
merawat orang tua.
“Meningkatkan pendidikan keperawatan dan kebidanan,
penyebaran dan retensi pedesaan telah menjadi prioritas utama. Pada 2018,
kawasan ini memiliki 3,5 juta perawat dan bidan atau 18 orang per 10.000
penduduk, naik dari 2,9 juta pada 2014, rasio 16 orang per 10.000 penduduk.
Rata-rata regional masih jauh di bawah rata-rata global 37 perawat per 10.000
populasi, dan minimum yang diperlukan 40 perawat oleh 10.000 populasi. Pada
2030, kawasan ini akan membutuhkan sebanyak 1,9 juta lebih perawat dan bidan,”
kata Singh, dirilis dari republika.co.id.
Baca Lainnya :
- STIKES UMMI Bogor Buka Pendaftaran Mahasiswa, Ini Keunggulannya 7
- NaturaWorld Ajak Emak-Emak Berbisnis, Hasilkan Ratusan Juta Dalam 9 Bulan 0
- BPKJ Kota Bogor Cetak Puluhan Pelatih Senam Lansia Jantung Sehat 0
- Usai Dilantik, Badan Pelaksana Klub Jantung Kota Bogor Langsung Tancap Gas Gelar Rakerda 0
- Hadiri Pelantikan Pengurus PMI Kota Bogor, Dirum RS UMMI: Bergerak Bersama Amanah Masyarakat0
Melihat fenomena dan kebutuhan nakes tersebut, Yayasan
Pendidikan UMMI Cendekia Bogor tergerak membuka Sekolah Tinggi Kesehatan
(STIKES) UMMI Bogor di bilangan Karadenan, Kabupaten Bogor.
Ketua STIKES UMMI Bogor, dr. Meizi Fachrizal Achmad, M.
Biomed mengatakan, STIKES UMMI Bogor sendiri merupakan pengembangan dari
Akademi Kebidanan (Akbid) Ciara Putri yang sebelumnya telah berdiri sejak tahun
2008 dan telah meluluskan ratusan tenaga bidan dari 12 Angkatan dengan tingkat
kelulusan 100 % Uji Kompetensi Bidan Indonesia.
“STIKES UMMI Bogor saat ini adalah pengembangan, dan transformasi
dari Akbid Ciara Putri. Keberadaan STIKES menjawab permintaan masyarakat selama
ini akan kebutuhan sekolah tinggi kesehatan yang berskala global, namun juga
masih terjangkau untuk semua kalangan, apalagi yang berlandaskan nilai-nilai
islami,” ujar dr. Fachrizal Achmad, di kampus STIKES UMMI Bogor, Jumat
(27/05/2022).
Diungkap dr. Fachri, keunggulan STIKES UMMI merupakan
satu-satunya sekolah tinggi kesehatan di kawasan Bogor Raya yang mempunyai
gedung dan rumah sakit sendiri, yang tentunya akan memudahkan uji praktek para
mahasiswanya, dan juga menerapkan nilai-nilai Islami dalam metode
pembelajarannya.
“Dengan praktek dirumah sendiri tentunya akan lebih
memudahkan para mahasiswa, dan pastinya para tenaga professional di RS UMMI
Bogor akan membimbing langsung mereka. Yayasan juga telah menjalin kerjasama
dan membuka jalur dengan beberapa rumah sakit di Timur Tengah dan Eropa. Visi
kami para bidan dan perawat lulusan STIKES UMMI dapat menjadi tenaga
professional siap kerja tak hanya dalam negeri namun juga skala internasional. Nilai
tambah lainnya, kami masukkan mata kuliah tambahan bahasa Arab, bahasa Inggris,
dan juga Tahfiz Quran sebagai penunjang,” urai dr. Fachri.
Senada, Wakil Ketua STIKES Inna Noor Inayati, S.ST, MH.
KES mengatakan, dari sisi biaya perkuliahan di STIKES UMMI pun sangat
terjangkau bagi para calon mahasiswa.
“Untuk angkatan pertama ini, kami membebaskan biaya
pembangunan gedung. Dan bagi pendaftar di bulan Mei juga bebas biaya
pendaftarannya. Ditambah lagi, kami berikan kemudahan skema biaya kuliah yang
dapat dibayarkan per bulan mulai dari 900 ribu untuk program regular kebidanan
dan keperawatan, dan itu sudah termasuk biaya praktek,” jelas Inna Inayati.
Disisi lain, para lulusan nantinya juga tak hanya menjadi
tenaga perawat dan bidan yang kompeten dan professional, namun juga dibekali
dengan nilai-nilai Islami dan dapat mengantongi hafalan quran minimal 3 – 5 Juz
selama masa perkuliahan.
“Kami juga telah melaksanakan program Bidan Hafiz Quran
sejak tahun lalu dan itu merupakan angkatan pertama, saat ini kami sedang dalam
evaluasi. Insya Allah di tahun-tahun mendatang akan kami buka kembali. Target
kami mencetak bidan dan perawat hafidz quran 30 juz,” tukas Direktur Akbid,
sambil mengungkap program ini merupakan pilot project dan satu-satunya di
Indonesia.
Diakhir, Inna Noor Inayati menambahkan untuk informasi
selanjutnya para calon mahasiswa dapat mendatangi langsung Kampus STIKES UMMI
yang berlokasi di Jalan Raya Pemda no. 100, Kampung Parakan Kembang, Desa Pasir
Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Dengan telpon (0251) 7508154, HP
0812-1340-2018, dan 0813-8826-2679. Atau dapat mengunjungi laman fanpage FB
STIKes UMMI Bogor, dan instagram @stikesummibogor. Pendaftaran online juga bisa
diakses di www.akbidbdg-ciaraputri.ac.id
atau linktr.ee/stikesummibogor.
(mad/*)
