- 1500 Warga Penuhi Gebyar Senam Jantung Sehat - Milad 10 RS UMMI
- Menag Sebut Jemaah Haji Indonesia Dapat Kuota Tambahan 8.000 Orang
- Didoakan Warga Mekarwangi, Kang Naja Terus Melesat
- Giatkan Hidup Sehat, Kang Naja Ajak Emak-Emak Senam Bersama
- Kang Naja Isi Langsung BBM Pengendara Online, Perwakilan Ojol: Ini Sangat Berharga Bagi Kami
- Bagikan Kacamata Gratis Jelang Ramadhan, Kang Naja Bikin Warga Kedung Waringin Terharu
- Hari ini Yayasan Jantung Indonesia Kota Bogor Gelar Seminar dan Penyegaran Pelatih
- IHSA dan MHA Bentuk Kepanitiaan Bersama ASEAN Homestay Forum 2023
- Asosiasi Homestay Indonesia dan Malaysia Sepakat Kerjasama Strategis
- IHSA Jawa Barat Terbentuk, Pelaku Homestay Optimis Kebangkitan Ekonomi Rakyat
Banyak Gereja yang Tampung Pengungsi Muslim Palestina

GAZA - Agresi Israel di Gaza meninggalkan duka mendalam bagi warga Palestina. Tidak hanya kehilangan nyawa, warga Palestina yang selamat harus tega melihat rumah mereka porak poranda dihancurkan Israel.
Penduduk Palestina pun saat ini tinggal di tempat-tempat penampungan sementara. Salah satu tempat penampungan yang ada di Gaza adalah sebuah gereja Orthodoks Yunani, Santo Porphyrius.
Gereja ini menampung hampir 1.000 pengungsi Palestina yang mayoritas bergama Islam. Tidak hanya menyediakan tempat tinggal, Gereja Santo Porphyrius turut memberikan makanan, minuman, selimut, tempat duduk, mainan dan bahkan halaman belakang yang biasa digunakan bocah Palestina bermain sepak bola.
"Kami membuka gereja untuk menolong warga, ini sudah menjadi tugas gereja dan kami akan membantu mereka sekuat tenaga," sebut salah satu pengurus gereja, Archbishop Alexios, seperti dikutip dari Arab News, Rabu (23/7/2014).
"Awalnya ada 600 warga dan sekarang sudah ribuan, kebanyakan dari mereka adalah peremupuan, anak-anak dan orang tua yang kondisinya lemah," tambah dia.
Gereja Santo Porphyrius memang bukan tempat yang paling aman bagi pengungsi Palestina. Pasalnya, tidak lama setelah para pengungsi berdatangan, roket dari Israel menerjang daerah dekat gereja tersebut.
Namun hal ini dapat menjadi bukti bagaimana agresi Israel tidak meruntuhkan semangat warga Palestina untuk tetap bersatu dan saling membantu tanpa memandang ras, etnis atau agama.
Sekedar informasi, warga Kristen Palestina merupakan penduduk minoritas. Jumlah mereka hanya sekitar 1.400 jiwa.
