Asosiasi Homestay Indonesia dan Malaysia Sepakat Kerjasama Strategis

By redaksi 13 Agu 2022, 18:09:25 WIB Wisata
Asosiasi Homestay Indonesia dan Malaysia Sepakat Kerjasama Strategis

Keterangan Gambar : SINERGI : (kiri ke kanan) Sekretaris DPD IHSA Jawa Barat Ade Max Tungka, Waketum I DPP IHSA Edison, Presiden MHA Dato’ Haji Sahariman Bin Hamdan, Ketum DPP IHSA H. Alvy Pongoh dan Ketua DPD IHSA DKI Jakarta M. Rifni usai penandatangan kerjasama strategis. (ist)


BERITAKOTABOGOR.COM – Semangat kerjasama membangun kembali pariwisata yang terpuruk akibat pandemi Covid-19 melalui gerakan ekonomi kerakyatan dilakukan Asosiasi Homestay Indonesia dan Malaysia yang bertemu di Kota Bogor, Sabtu (13/08/2022).

Indonesia Home Stay Association (IHSA) sepakat melakukan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Malaysia Homestay Association (MHA), dalam hal pengembangan bisnis homestay antar kedua negara dan di wilayah Asia Tenggara.

Ketua Umum DPP IHSA, H. Alvy Pongoh, SE, MM mengatakan, kerjasama ini meliputi berbagai aspek, mulai dari perencanaan, pengorganisasian hingga pelaksanaan berbagai kegiatan seperti workshop, seminar, pameran, pendidikan, pelatihan hingga konsultasi terkait bisnis akomodasi homestay.

Baca Lainnya :

“Kita sepakat bergandeng tangan, dan siap bersama-sama bangkit melalui pariwisata berbasis kerakyatan. Kita tahu bahwa Malaysia sudah lebih dahulu mengembangkan organisasi pelaku usaha homestay sejak tahun 1995, yang berarti telah eksis selama 27 tahun.” Ujar Alvy Pongoh, didampingi Waketum I DPP IHSA Bidang Organisasi dan Hukum Edison, SH.

Dikatakannya, meski keberadaan homestay di Indonesia telah dimulai sejak era 1920-an di Jogjakarta dengan istilah -losmen- ketika itu, yang kemudian berlanjut di Pulau Bali, namun secara regulasi terkait Homestay baru ada sejak tahun 2014.

“Secara historis Yogyakarta menjadi kota pertama yang menyediakan rumah untuk ditinggali warga asing. Saat itu Walter Spies, warga Jerman yang berprofesi sebagai pelukis dan penulis buku sempat tinggal di Jogja, dan kemudian ke Bali dan tinggal di Ubud. Seiring waktu sejak itulah Spies mulai dikunjungi kawan-kawannya dan tinggal bersama penduduk lokal disana,” sebut Dewan Pendiri IHSA itu.

Menurut Alvy, ragam manfaat akan dirasakan pelaku usaha homestay di Indonesia dengan terciptanya sinergi dan kerjasama strategis dari kedua organisasi nasional antar negara tersebut.

“Tak sampai disitu saja, IHSA dan MHA sepakat mendorong dan mempelopori terbentuknya asosiasi homestay di kawasan Asia Tenggara. Ada sekitar 10 negara atau lebih yang nantinya akan bersinergi bersama,” ucap Alvy optimis.

Sementara itu, Presiden Malaysia Homestay Association, Dato’ Haji Sahariman Bin Hamdan menyambut baik terciptanya kerjasama strategis antara IHSA dan MHA.

“Ya, kita akan bersama mengajak para pelaku usaha homestay di Kawasan Asia Tenggara untuk merumuskan strategi untuk bangkit bersama pasca pandemi. Kita bisa saling bertukar paket wisata berbasis Homestay dan pengembangan homestay menjadi kampung stay dan lainnya,” ujar Dato’ Ali sapaannya yang juga dipercaya sebagai Presiden World Homestay Association yang beranggotakan 36 negara di dunia.

Dato’ Haji Sahariman juga optimis dengan terbentuknya ASEAN Homestay Association kelak akan memperkuat posisi negara-negara ASEAN di mata dunia.

“Jelang ASEAN Tourism Forum (ATF) yang rencananya akan digelar di Kota Jogjakarta awal tahun 2023, kami optimis ASEAN Homestay Association akan memegang peran strategis membangun kembali pariwisata kerakyatan di negara masing-masing,” ujarnya.

“Kita tak dapat berdiri sendiri, dengan bersama kita kuat,” tukas sosok yang turut merumuskan aturan main terkait ASEAN Homestay Standard.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua DPD IHSA DKI Jakarta M. Rifni dan Sekretaris DPD IHSA Jawa Barat, Ade Max Tungka.

(*)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment